Awas Tiruan !!! MIKROBA GOOGLE ( BIOP2000Z )

Awas Tiruan Dengan Harga Murah yang dijual oleh Distributor dan Agen Resmi !!!
Distributor dan Agen Resmi adalah Petani binaan yang memakai BIOP2000Z dan tinggal di satu wilayah / alamat yang jelas. Untuk menghindari Pemalsuan yang pernah kami alami oleh Distributor dan Agen Resmi kepada mitra BIO P2000Z, kami melakukan penjualan langsung kepada Mitra binaan yang terus kami monitoring perkembangan dalam pertanian, perkebunan, Peternakan dan Perikanan di seluruh Indonesia.
Dengan tegas bahwa nama Ultragen, maupun mikroba bhineka tunggal ikka itu Bahasa iklan dan produk yang menyesatkan dan karena pastilah itu bukan BIOP2000Z ataupun produk Turunan Mikroba Google dengan Hak Paten BIOP2000Z. Brosur dan Label produk BIOP2000Z asli "Tidak ada kata Ultra hayati". Tulisan BIOP2000Z ketebalan lebih kecil dan gambar tanaman lebih jelas, angka 5 dan 6 warna lebih cerah, dari stiker lama yang pernah dipalsukan oleh Distributor / Agen Resmi . Jangan tertipu dengan produk BIOP2000Z PALSU !!! !!! selain foto dan website dibawah ini :
Stok Terbatas!!! konsultasi dan order pabrik langsung.
Hub. Mas Nuar
email : mikroba.biop2000z@gmail.com
( Sms /WA only ) 085378877277 / 085891939377 / 08999396920
Artikel biop2000z ;
http://www.facebook.com/biop2000z
http://www.facebook.com/Biop2000zMikrobaGoogle
https://twitter.com/bio_p2000z
http://biop2000z-mikrobagoogle-pabrik.blogspot.com/
http://biop2000z-pabrik.blogspot.com/
http://biop2000z-mikrobagoogle.blogspot.com/
http://mikrobagoogle-biop2000z.blogspot.com/
http://www.tokopedia.com/biop2000z

Untuk Hasil inovasi dan Terobosan Teknologi Pertanian :
https://web.facebook.com/mikrobahormonextra/
https://web.facebook.com/groups/mikrobahormon/

Sabtu, 25 Oktober 2014

PHOSMIT dan Pestisida Alami

Pestisida Alami

Pupuk Organik Cair ( PHOSMIT) merupakan hasil salah satu pupuk yang berbentuk cair yang berisikan unsur hara organic. Proses pembuatan pupuk organic cair ini bermacam-macam, mulai dari proses sederhana sampai pada proses ilmiah.

Hal yang yang perlu dipersyaratkan dalam pupuk organic cair adalah kandungan unsur N,P,K dan unsur-unsur hara lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara tanaman, selain unsur hara, maka pupuk organic cair berisikan mikroba yang mempunyai sifat fiksasi nitrogen dan pelarut phospat.
Pupuk Organik berupa cairan suspensi dan media carier berkonsentrasi tinggi, dengan warna coklat abu-abu kehitaman, dengan pH antara 6 – 7,3
Kandungan unsur hara organik terdiri dari: C organik= 4,5 %, N Organic = 4,3 % besi (Fe) = 176 ppm, Mangan (Mn) = 10 ppm, Cuprum (Cu) = 7 ppm, Zink (Zn) = 5 ppm, Boron (B) = 13 ppm, Cobalt (Co) = 0,10 ppm, , Molybdenum (Mo) 0,2 ppm.

Kandungan mikrobia: Azotobacter sp, Azospirillum, Bacillus sp., Pseudomonas, Rhizobium sp., Aspergillus pinicillium, Aspergilus ninger, beberapa mikrobia bersifat spesifik dan yeast dengan kepadatan sel masing-masing jenis strain n x 10 2-4.Uji mutu dan uji efektifitas: menyatu sebagai persyaratan pada saat pendaftaran pupuk organik.
Keunggulan dari pupuk ”Phosmit” terletak dari bahan yang dibuat dan proses pembuatannya. Keunggulan pada bahan digunakan yaitu pada bahan asli yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan dan terutama yang mengandung unsur makro dan mikro bagi tanaman. Namun demikian tanpa adanya proses yang tepat bahan tersebut tidak menghasilkan unsur hara yang optimal.

Pada ”Phosmit” dilakukan proses peramuan dan proses fermentasi, sehingga ramuan yang tepat tersebut diproses secara fermentasi oleh mikroba khusus membentuk partikel-partikel organik yang mudah diserap tanaman.Pada proses fermentasi tersebut akan terbentuk enzym-enzym yang berperan pada pertumbuhan tanaman secara optimal.
N ( organik) = 4,3% - 15,56 % ; P2O5 = 1.47 %; K2O = 1,4 %; Fe = 176 ppm; Zn = 5 ppm; Mn = 10 ppm; Cu = 7 ppm; Co = 0.1 ppm; B = 13 ppm

Ketahanan internal dan eksternal terhadap hama dan penyakit.
1) Ketahanan internal diperoleh karena pupuk Bio P 2000 Z dilengkapi dengan unsur hara mikro yang dapat digunakan tanaman. Disamping itu, pertumbuhan yang cepat oleh pengaruh pupuk tersebut, memberikan kemampuan tanaman dari kerusakan hama. sebagai senyawa yang bersifat imun terhadap hama dan penyakit

2) Ketahanan eksternal diperoleh dari suplemen/Pupuk Organik Cair yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z. Suplemen yang disebut dengan PHOSMIT selain materi suplemen pencampur pupuk, unsur hara juga dilengkapi dengan pestisida hayati, yaitu pestisida yang dibuat dari rempah-rempah. Suplemen/POC ( PHOSMIT ) yang digunakan sebagai pencampur pupuk hayati Bio P 2000 Z.

Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida Organik
Dampak Negatif dari Penggunaan Pestisida Kimia
Petani selama ini tergantung pada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Selain yang harganya mahal, pestisida kimia juga banyak memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia antara lain adalah:
1. Hama menjadi kebal (resisten)
2. Peledakan hama baru (resurjensi)
3. Penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen
4. Terbunuhnya musuh alami
5. Pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia
6. Kecelakaan bagi pengguna
Kira-kira sudah berapa lama petani menggunakan pestisida kimia ini? Jadi bisa dibayangkan sendiri akibatnya bagi tanah pertanian di Indonesia.

Fungsi dari Pestisida Organik
Pestisida Organik memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4. Menghambat reproduksi serangga betina
5. Racun syaraf
6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Organik
• Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
• Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
• Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara)

MIMBA (Azadirachta indica)
Bahan Pestisida Organik ini mengandung senyawa aktif azadirachtin, meliantriol, dan salanin. Berbentuk tepung dari daun atau cairan minyak dari biji/buah. Efektif mencegah makan (antifeedant) bagi serangga dan mencegah serangga mendekati tanaman (repellent) dan bersifat sistemik. Mimba dapat membuat serangga mandul, karena dapat mengganggu produksi hormone dan pertumbuhan serangga.
Mimba mempunyai spectrum yang luas, efektif untuk mengendalikan serangga bertubuh lunak (200 spesies) antara lainL belalang, thrips, ulat, kupu-kupu putih, dll. Disamping itu dapat juga untuk mengendalikan jamur (fungisida) pada tahap preventif, menyebabkan spora jamur gagal berkecambah.
Jamur yang dikendalikan antara lain penyebab: embun tepung, penyakit busuk, cacar daun/kudis, karat daun dan bercak daun. Dan mencegah bakteri pada embun tepung (powdery mildew). Ekstrak mimba sebaiknya disemprotkan pada tahap awal dari perkembangan serangga, disemprotkan pada dun, disiramkan pada akar agar bisa diserap tanaman dan untuk mengendalikan serangga di dalam tanah.

AKAR TUBA (Deris eliptica)
Senyawa yang telah ditemukan antara lain adalah retenon. Retenon dapat diekstrak menggunakan eter/aseton menghasilkan 2 – 4 % resin rotenone, dibuat menjadi konsentrat air. Rotenon bekerja sebagai racun sel yang sangat kuat (insektisida) dan sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkenal rotenone. Rotenon dapat dicampur dengan piretrin/belerang. Rotenon adalah racun kontak (tidak sistemik) berpspektrum luas dan sebagai racun perut. Rotenon dapat digunakan sebagai moluskisida (untuk moluska), insektisida (untuk serangga) dan akarisida (tungau).

TEMBAKAU
Tembakau sebagai Pestisida Organik karena senyawa yang dikandung adalah nikotin. Ternyata nikotin ini tidak hanya racun untuk manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk racun serangga Daun tembakau kering mengandung 2 – 8 % nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bereaksi cepat. Nikotin berperan sebagai racun kontak bagi serangga seperti: ulat perusak daun, aphids, triphs, dan pengendali jamur (fungisida).


INSEKTISIDA ORGANIK ATAU PESTISIDA NABATI
Seperti halnya dengan manusia, tanaman juga akan mengalami sakit atau terserang hama maupun penyakit, bila kondisi fisiknya tidak baik. Dikarenakan adanya perubahan iklim /cuaca atau memang sejak awal menggunakan benih /bibit yang tidak baik jadi mudah terserang , bisa juga dari kondisi tanahnya, dan lain-lain.
Banyak kendala-kendala yang mempengaruhinya. Untuk mengatasinya tentu saja dapat menggunakan obat-obatan yang pilihannya banyak di pasaran. Tergantung dari tanamannya menderita apa dan kejelian serta kecerdasan kita untuk dapat memulihkan tanaman agar dapat sehat kembali.
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “BAHAN-BAHAN ALAMI” untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman , tanpa harus mematikannya, sehingga siklus EKOSISTEM masih tetap terjaga.
Adapun bahan-bahan INSEKTISIDA ALAMI itu adalah sebagai berikut: Tembakau, Kenikir, Pandan, Kemangi, Cabe Rawit, Kunyit , Bawang Putih, Gadung , Sereh dan masih banyak lagi yang dapat di pakai sebagai bahan-bahan pembuat insektisida alami . Bila melihat bahan-bahan tersebut, semua ada di lingkungan kita, mudah di dapat dan murah, yang pasti juga aman karena tidak beracun.

Berikut “ RESEP “ pembuatan Insektisida Alami untuk menghilangkan hama kutu dan ulat pada tanaman. Bahan :
• Tembakau 100gr
• Kenikir 100gr
• Pandan 100gr
• Kemangi 100gr
• Cabe rawit 100gr
• Kunyit 100 gr
• Bawang Putih 100gr
• Aquadestilata 1 lt
• Decomposer BSA (mikro organisme pengurai) 1-2 cc
• Gula pasir 2 sendok makan.
Cara Pembuatan :
• Semua bahan di blender dan di tambah 1lt air suling
• Masukkan ke dalam botol yang steril
• Tambahkan gula pasir 2 sdm
• Tambahkan Decomposer BSA 1-2 cc
• Tutup dan biarkan 1 minggu supaya terjadi fermentasi
• Kemudian di saring.
• Siap dipergunakan
Pengaplikasian /dosis pemakaian:
• 60 cc untuk 1 lt air
• Disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya
• 1 minggu 1 kali
• Pencairan 1lt harus habis 1kali pemakaian.

Untuk tanaman padi, hama yang terkenal menyerang tanaman padi adalah HAMA KRESEK, HAMA PENGGEREK BATANG, HAMA WERENG. Masyarakat Paguyuban Petani Organik Purwakarta untuk mengatasi ini mereka membuat bakteri CORYNE BACTERIUM dengan cara merebus AIR KENTANG sebanyak 20 liter ditambah GULA dan DECOMPOSER BSA. Bakteri “ Coryne bacterium” dapat melawan “Xanthomonas campestris pv oryzae “ (bakteri penyebab penyakit kresek). Bakteri Coryne ini mempunyai sifat “Pathogen”, dapat menekan serangan , dan mengurangi kerusakan lebih dari 80%. Untuk menumpas hama penggerek batang yang diperlukan adalah bakteri Tryclogramma spp(agen hayati parasitoid). Dan untuk jamur tumbuhan di pakai bakteri Trychoderma sp. Sedangkan untuk menekan populasi hama wereng batang coklat laba-laba dan kumbang dibiarkan hidup untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

TEH KOMPOS BISA DIPAKAI SEBAGAI PESTISIDA ORGANIK
Perekayasa dari Lab. Remediasi Lingkungan, Balai Teknologi Lingkungan, BPPT, Ir. Dominikus H. Akhadi mengatakan, teh kompos bermanfaat selain sebagai sumber nutrisi, juga bisa dipakai sebagai pestisida alami untuk membrantas hama, kutu dan beberapa penyakit tanaman.
“Dengan menggunakan teh kompos ini bisa didapatkan produk pertanian yang sifatnya organik, karena tidak lagi digunakan pestisida buatan dan pupuk dari pabrik, sehingga hasil pertaniannya sangat aman bagi manusia dan lingkungan karena tidak lagi menimbulkan pencemaran,” kata Dominikus di Pameran Teknologi Memperingati HUT BPPT Ke -29 di Jakarta, Jumat (24/8).
Dominikus menjelaskan, teh kompos adalah cairan yang berasal dari leaching (air rembesan) dari kompos, bukan hanya mengandung nutrisi buat tanaman tapi juga kaya akan mikroba yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan juga bisa berfungsi sebagai pestisida alami.
Kelebihan teh kompos tersebut adalah kandungan mikrobanya, kalau kompos ekstrak ditujukan hanya ke arah nutrisinya, pada teh kompos selain nutrisinya, juga unsur pupuk dan mikrobanya sangat bermanfaat.
“Jadi pada ekstrak kompos tujuan utamanya adalah kandungan nutrisi yang bisa didapatkan dari leaching ketika proses pengomposan, sementara pada teh kompos yang tumbuh adalah mikroba yang bermanfaat karena sistemnya dibuat sedemikian rupa sehingga hanya mikroba aerobik (yang membutuhkan oksigen) yang nantinya berguna dan tumbuh,” ungkapnya.
Menurut dia, pembuatan teh kompos sangat mudah, diibaratkan seperti menyeduh teh kantong, namun ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan pemanfaatannya yaitu bahan pembuat teh kompos yang berkualitas, suplai oksigen yang cukup diperlukan untuk merangsang pertumbuhan mikroba aerobik, dan produk akan berdaya guna tinggi jika pemakaian kurang dari 24 jam setelah diproduksi. (T. Gs/id/b)

Usir Pengganggu dengan Bahan Alam
Tanaman itu ibarat manusia. Ia bisa hidup sehat alias subur, bisa juga sakit akibat terserang penyakit. Banyak penyakit pada tanaman. Salah satunya adalah ulat. Si ulat merupakan bagian dari biang keladi pengrusak tanaman. Bagaimana menghindarinya?
Kehadiran si ulat dan teman-temannya memang membawa kerisauan sendiri bagi pemilik tanaman jenis hortikultura. Mahkluk kecil pengacau ini bisa jadi merusak tampilan dan kesehatan tanaman, sehingga tak sedikit yang menggunakan alternatif semprotan racun pestisida untuk melindungi tanaman dari hama, penyakit, dan binatang.
Saat ini, penggunaan pestisida berbahan dasar zat kimia sudah mulai banyak ditinggalkan karena sudah banyak diketahui bahwa memakai bahan kimia itu bisa membahayakan, apalagi dengan takaran yang berlebihan. Kesuburan tanah jadi berkurang, serta pestisida kimia berbentuk cair itu bisa meresap di permukaan daun atau buah. Bahkan serangga-serangga pemakan ulat dan telur, ikut pula binasa. Untuk mencegah pengaruh itu, sebaiknya menggunakan bahan alami yang tidak berbahaya. Bentuk ini adalah pemberantasan hama yang ramah lingkungan.
“Pestisida alami itu adalah bahan-bahan yang berasal dari alam. Ia memanfaatkan jenis tumbuhan yang memiliki kelebihan mengusir hama, penyakit, dan binatang.

MIMBA PESTISIDA NABATI RAMAH LINGKUNGAN
Pestisida Organik
Sampai saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot, dan hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung sangat berlebihan, sehingga berdampak negatif terhadap konsumen maupun ekosistem pertanian.
Salah satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia, karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia.
Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1500 jenis tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun. Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae.

Bahan Baku Pestisida Organik
Aman dan Ramah Lingkungan
Pestisida Organik ini dikenal juga dengan pestisida nabati atau pestisida organik. Merupakan bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang bisa digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan. Pestisida nabati ini bisa berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh, dan bentuk lainnya.

Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Karena terbuat dari bahan alami atau nabati, maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam, sehingga tak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan, karena residu (sisa-sisa zat) mudah hilang.
Indonesia ada banyak jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati. Bahan dasar pestisida alami ini bisa ditemui di beberapa jenis tanaman, dimana zat yang terkandung di masing-masing tanaman memiliki fungsi berbeda ketika berperan sebagai pestisida.

Dalam fisiologi tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang berpotensi jadi bahan pestisida. Apa saja tanaman itu?
1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati. Merupakan kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Bengkoang, serai, sirsak, dan srikaya diyakini bisa menanggulangi serangan serangga.

2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat. Di dalam tumbuhan ini ada suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina dan bertugas menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Tumbuhan yang bisa diambil manfaatnya, daun wangi (kemangi), dan selasih.

3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi jadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid. Sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah gadung racun.

4. Kelompok tumbuhan moluskisida adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida. Diantaranya daun sembung dan akar tuba.

5. Satu lagi, kelompok tumbuhan pestisida serba guna, dimana kelebihan kelompok ini tak hanya berfungsi untuk satu jenis. Misalnya insektisida saja, tapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, dan nematisida. Tumbuhan yang bisa dimanfaatkan dari kelompok ini, yaitu jambu mete, lada, tembakau, dan cengkeh

Ramuan Insektisida Organik Serba Guna Bahan :
1. Air cucian beras (leri0 sebanyak 1 liter.
2. Alkohol 10 sendok makan atau dapat diganti dengan 2 butir ragi.
3. Cuka 10 sendok makan.
4. Gula pasir 1kg
5. Perasan umbi gadung 10 sendok makan.
6. Bakteri 10 sendok makan.
7. Daun klekeh, daun sirih, daun kecubung, daun mahoni, daun sirsak masing-masing satu genggam dan ditumbuk halus.
Pembuatan
1. Seluruh bahan dicampur dan diaduk menjadi satu dan didiamkan selama 3 hari
2. Bahan siap digunakan dengan cara mencampurkan air sebanyak 10-15liter untuk 1 gelas
3. Sebelum digunakan tambahkan larutan air tumbukan bawang putih atau cabai.

Ramuan Mengatasi Ulat  
Bahan :
1. Daun gamal 1 kg
2. Air 5 liter
3. Tembakau 2 ½ gram
Cara Pembuatan
1. Daun gamal ditumbuk sampai halus dan dimasak dengan 5 liter air, lalu dinginkan.
2. Tambahkan tembakau sambil diaduk-aduk.
3. Didiamkan selama satu malam.
4. Air sarinya siap digunakan dengan perbandingan ¼ liter untuk 10 liter air.

Ramuan Pengendali Kupu-kupu dan Ngengat  Bahan:
1. Bawang putih atau bawang merah 1 kg
2. Air secukupnya

Ramuan Pengendali Ulat, Wereng dan Jamur Bahan :
1. Lengkuas/laos 1 kg
2. Jahe 1 kg
3. Kunyit/kunir 1 kg
4. Umbi gadung 1 kg
5. Akar jenu/tuba 1 kg
Cara pembuatan
1. Seluruh bahan ditumbuk atau diparut
2. Peras airnya dan dicampur satu sama lainnya
3. Bahan disimpan dalam botol selama 1 minggu dan siap digunakan
4. Satu sendok bahan dapat dicampur dengan 1 liter air

Ramuan Pemberantas Keriting Pada Cabai  Bahan
1. Abu dapur 2 kg
2. Tembakau ¼ kg
3. Bubuk belerang 3 ons
Cara Pembuatan
1. Semua bahan dilarutkan kedalam air selama 3 – 5 hari
2. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan air 10 liter untuk 1 gelas

Fungsida organik untuk Memberantas Jamur Bahan
1. Lengkuas/laos 1 kg
2. Kunyit/kunir 1kg
3. Jahe 1 kg
Cara Pembuatan
1. Ketiga bahan ditumbuk atau diparut
2. Ambil sarinya dengan cara diperas
3. Bahan siap digunakan untuk 2 sendok makan dicampur dengan air 10 – 15 liter

Pembuatan Pestisida Alami
Penggunaan pestisida kimia memang berbahaya bagi Manusia. Kita sering merasa waswas bila anak kita akan bisa menjangkaunya. Nah, semoga artikel tentang pembuatan pestisida alami ini dapat membantu memecahkan Persoalan Anda (petani) dalam melindungi kebun (lahan pertanian) sekaligus keluarga.

Mimba (Azadiracta indica)

Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian
ditumbuk. Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring. Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.

Tembakau (Nicotium tabacum)
Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan dingin lalu saring.Air hasil saringan ini bisa digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.

Tuba, Jenu (Derriseleptica)
Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu. Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)
Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi. Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga penyerang tanaman.

Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.

Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum)
Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup. Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu
Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak dengan tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit tanaman.

Mint (Menta spp)
Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan untuk memberantas berbagai hama yang menyerang tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)
Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3 siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)
Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu
Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk
mengendalikan berbagai hama tanaman.

Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar, kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.

Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran antara tepung dan air tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.

Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar. Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun pengerek daun.

Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk
mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)
Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan. Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari
saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)
Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)

Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan untuk mengusir semut.

Pengendalian Hama Alami / Obat Hayati Bahan:
1. Daun Sengon Jowo
2. Daun Suren
3. Daun Ketepeng Kebo / Maloka
4. Daun Ligundi
5. Daun Pucung
6. Daun Batang Umbi Kecubung
7. Buah / Umbi Gading
8. Akar Jenu
Cara Pembuatan:
Semua bahan ditumbuk halus lalu direndam air atau difermentasi selama 2 hari, setelah 2 hari bahan dapat dipakai.
Penggunaan:
30 kg daun-daunan + 8 buah kecubung + 5 kg umbi gadung + 1 kg akar jenu + air secukupnya. Tempatnya yaitu dengan menggunakan drum aspal.

Fungisida dari Alam / Fungisida Nabati Bahan:

1. Lengkuas 1 kg
2. Kunyit 1 kg
3. Jahe 1 kg
4. Alkohol 100 cc
Cara Pembuatan:
Semua bahan diparut /dihaluskan lalu diperas diambil airnya dan disaring. Kemudian masukkan ke dalam jerigen dan ditambahkan alkohol. Setelah itu lalu difermentasi selama 12 jam.
Kegunaan:
Untuk pengendalian jamur pada tanaman, buah-buahan dengan aturan pemakaian 2 sendok makan ditambah 14 liter air (1 tangki), dengan pemakaian seminggu 2 kali.
Daun-daun Mujarab
Bahan:
1. Kumis Kucing
2. Mangkokan
3. Sirsat
4. Ginseng
5. Biji Bunga Matahari
6. Ketepeng Kebo
7. Sampang
8. Buah Pace
9. Johar
10. Awar-awar
11. Jenu / Tuba
12. Lerak (buahnya)
13. Mindi
14. Senggugu
15. Brotowali
16. Mahoni
17. Umbo
18. Umbi Gadung
19. Pepaya
20. Kapur / Gamping 10 kg
21. Garam 1 kg
22. Pupuk Kandang 1 zak
23. Kunyit / Kunir 1 kg
24. Belerang secukupnya
Cara pembuatan:
1. Semua bahan direndam + 25 liter air di drum + garam, pupuk kandang, dan kapur. Kemudian ditutup rapat selama 1 minggu.
2. Kunyit diparut, kemudian diperas dalam ember ditambah air secukupnya.
3. Campurkan cara 1 dan 2 dengan perbandingan 2:1
Cara penggunaan:
1 + 5 liter air disemprotkan pada tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengusir walang sangit.
Fungsi:
1. Untuk menghalau hama tikus, wereng, walang sangit, budag kacanag, dna ulat.
2. Untuk mengendalikan hama ulat bisa ditambahkan belerang dicampur gamping direbus dengan air 1 liter dampai larut.
3. Mencegah penyalit busuk pisang dengan cara merendam dalam larutan pisang selama 1 malam.
4. Bahan sisa atau ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk organik.
5. untuk mengusir hama walang sangit, penyemprotan dilakukan pada saat tanaman padi sedang berbunga dan diulang beberapa kali jika diperlukan.

Rodentisida / Umpan Tikus Bahan:
1. Katul / Dedak 10 kg
2. Ikan asin / remukannya 0, 5 kg
3. Kemiri 1 ons
4. Ubi Gadung 2 kg
5. Kulit Batang Semboja 1 kg
6. Air secukupnya
Pembuatan:
Semua bahan dihaluskan, dijadikan satu diaduk-aduk (diuleni) dengan ditambah air sedikit demi sedikit, kemudian dibuat kelereng. Setelah itu dijemur hingga kering. Bila tidak digunakan bahan disimpan dengan ditutup rapat agar tidak menguap.
Kegunaan:
Sebagai umpan tikus yang akan menyebabkan tikus mati atau menjadi mandul. Rodentisida ini aman bagi lingkungan.

Pestisida dari Kulit kemboja Bahan:
1. Kulit batang kemboja 1 kg
2. Air 3 liter
3. Drum (tempat untuk merendam)
Cara Pembuatan:
Kulit batang semboja dihaluskan dengan cara ditumbuk lalu direndam dengan air dalam drum selama 24 jam (lebih lama lebih baik). Setelah itu disaring, air saringan ini merupakan pestisida alami.
Kegunaan:
Air rendaman sebanyak 1 gelas ditambah dengan 10 liter air semprotkan pada tanaman.
Daun-daun Mujarab
Bahan:
1. Kleresede
2. Ketepeng Kebo
3. Koro pahit
4. Johar
5. Kenikir Londo
6. Mahoni
7. Brotowali
8. Belerang ¼ kg
9. Gamping ½ kg
Cara Pembuatan:
Semua bahan daun-daunan dicampur dengan gamping dan belerang kemudian direndam di dalam drum yang ditutup rapat selama 7 hari. Setelah diaduk secukupnya kemudian disaring hingga diperoleh cairan yang dapat disemprotkan. Penggunaan ramuan obat 1 bagian dicampur dengan air 1 bagian.
Fungsi:
1. Untuk mengendalikan hama walang sangit
2. Untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman.

Ulat Brayak
Cara pembasmian:
1. Daun sengon disebarkan secara merata di sawah
2. Abu kayu ditaburkan di sekeliling parit
3. 100 gram biji mahoni + 500 lembar daun jarak direbus dengan air 1 liter hingga mendidih. Setelah itu ditambahkan 50 gram tembakau, aduk rata hingga dingin. Cara penggunaannya yaitu 2 cc + 1 liter air disemprotkan
4. 100 gram bawang putih + 0, 5 liter air + 2 sendok makan minyak mineral dihaluskan dan direndam selama 24 jam. Kemudian disaring dan dicampur dengan larutan sabun 0, 5 liter.

Berbagai Serangga
Cara pembasmian:
1. Bawang-bawangan, yaitu dari tanaman bawang dibuat bubur dan dicampur dengan air kemudian difermentasi.
2. Daun kenikir 2 genggam + 3 bawang putih + 2 cabe rawit + 2-3 bawang bombay direbus, kemudian didinginkan. Tambahkan 4-5 bagian air, aduk, kemudian saring.
3. Tembelekan, yaitu dari daun dan cabangnya dikeringkan kemudian dibakar dan ditambah air. Setelah itu disaring dan disemprotkan.
4. Bawang putih dan bawang bombay dihaluskan dan ditambah air kemudian didiamkan selama 1 jam. Tambahkan 1 sendok makan deterjen lalu simpan di tempat yang dingin selama 1 minggu.
5. Haluskan 1 kg daun, bunga, dan biji kecubung. Kemudian rendam air 10 liter + 2 sendok makan minyak tanah + 50 gram sabun selama 3 jam. Setelah itu kemudian disaring dan disemprotkan.
6. Daun pepaya segar 1 kg dihancurkan. Setelah itu direndam air 10 liter + 2 sendok makan minyak tanah + sabun selama 2 jam, baru kemudian disaring.
7. Bubur hama, yaitu dari berbagai jenis serangga hama sebanyak 1 ons diblender dan ditambah air, kemudian disaring. Perbandingannya yaitu 5 cc : 10 liter air disemprotkan.
8. Daun kemangi direbus lalu disaring
9. Akar dringo ditambah air dan tepung
10. Cabe merah dikeringkan dan digiling, ditambah tepung dan air, kemudian disaring.

Walang Sangit Cara pembasmian:
1. Damen / sekam dibakar dan ditambah belerang.
2. Daun pucung / kluwek, daun dan kulitnya ditumbuk dan direndam selama 24 jam. Setelah itu disaring lalu disemprotkan.
3. Daun sirih + daun jarak + puntung rokok dengan perbandingan 1:1:1 dihaluskan kemudian ditambah air dan disaring. Cara penggunaannya yaitu 3 cc + 1 liter air kemudian disemprotkan.
4. 100 daun sirsat + 15 daun dringo + belerang dihaluskan dan ditambah 1 liter air. Setelah itu diperas dan disaring, baru kemudian disemprotkan.
5. Bunga kenanga 1 genggam + ¼ kg gadung parut + 2 ibu jari belerang + 1 liter air dihaluskan kemudian disaring dan disemprotkan.
6. Minyak wangi + deterjen + air dicampur kemudian disemprotkan.
7. Batang laus dibalik, ditaruh di pinggir petak dengan jarak 5 meter.

Yuyu Kangkang Cara pembasmian:
• Burus dikupas hatinya dan ditumbuk halus dengan ditambahkan air, kemudian dimasukkan ke lubang yuyu.
• Sente dicacah ke sawah yang terserang yuyu.
• Pepaya tua keras dipotong kecil-kecil kemudian ditabur pada lubang yuyu.

Tungro Bahan:

• Garam dapur 1 kg
• Abu 15 kg
Cara penggunaan:
Ditaburkan ke sawah dalam keadaan macak-macak dan pematang. Jangan sampai bocor.

Tikus
Cara pembasmian:
1. Daging biji karet direbus ½ matang, kemudian setelah kering dijadikan umpan.
2. Nasi aking direndam dan ditambah tepung gadung selama 1 malam, kemudian ditambah lagi dengan ikan asin.
3. Gadung diiris dan dijemur, kemudian ditambahkan tepung dan ikan asin.
4. 1 semen + 2 bekatul + 2 beras + 1 ikan asin dicampur di dalam bumbung.
5. Jengkol diiris kemudian disebar di lahan dalam keadaan kerig jengkolnya.
6. Kopra diiris kecil-kecil kemudian disebar di pematang sawah.
7. 2 kg gadung parut + 20 daging karet ditumbuk kasar + ikan asin.

Nematoda Sista Kuning (NSK) Bahan:
• Ekstrak daun Mindi
• Kirinyuh
Cara pembuatan: Semua bahan digerus @ 100 gram + 2, 5 kg tanah, kemudian disebarka di lahan. Fungsi: Untuk mematikan larva instar

Karat Daun Kopi
Bahan: Ekstrak biji mahoni dengan konsentrasi 0, 1 – 0, 2%
Fungsi: Mengatasi cendawan (hemeleia vasttatrix)

Pupuk KCL Cair Bahan:
1. Air
2. Sabut kelapa secukupnya
3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan)
Cara pembuatan:
Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya. Setelah drum diisi sabut kelapa berilah air sampai penuh. Tutuplah rapat-rapat dengan plastik. Biarkan drum tertutup selama 2 minggu. Setelah air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut kelapa. Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis dapat ditambah air sehingga air berwarna jernih.
Cara penggunaan:
Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman.
Fungsi:
Batang dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna cerah. Untuk buah akan berwarna harum dan rasanya manis.

EM 4 / Mikroorganisme Nabati
Bahan:

1. Sari buah yang terbuat dari buah apa saja yang sudah tua atau masak (nanas atau jeruk atau mangga)
2. Tetes / legen / nira kelapa / gula pasir yang diencerkan seperti tetes
Cara Pembuatan:
Buah yang sudah tua dan masak diblender atau dihancurkan sampai halus, kemudian diambil air buahnya dengan cara disaring, lalu air sari buah ini dicampur dengan tetes. Perbandingannya adalah 1:1 (1 liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes).
Cara penggunaannya:
1 sendok makan cairan mikro organisme nabati dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan pada:
- Pembuatan Kompos / Bokashi
- Tanaman padi, palawija ataupun sayuran
Fungsi:
Cairan mikroorganisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikro organisme yang ada di dalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur.

Perangsang Buah I
Bahan:

1. EM 4 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam. Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan. Fungsi
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya
3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.

Perangsang Buah II
Bahan:

1. Susu segar mentah 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.
Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.
Fungsi:
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.

Pupuk Daun / Buah
Bahan:

1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
2. Gula jawa ¼ kg
3. Susu murni segar ½ gelas
Cara Pembuatan:
Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air.
Kegunaan: Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.

EM 4 / Mikroorganisme Nabati (dari batang pisang) Bahan
:
1. Batang / pelepah pisang 1 kg
2. Tetes tebu / legen 1 kg
3. Tempayan keramik
Cara Pembuatan:
Batang / pelepah pisang diparut atau dipotong-potong lembut (jangan dicincang). Lalu dicampur dengan ¾ tetes tebu atau legen. Masukkan ke dalam tempayan sampai padat, kemudian tambahkan sisa tetes / legen ke tempayan hingga merata. Tutup rapat dan simpan di tempat yang sejuk dan jauh dari sinar matahari selama 2 minggu.
Penggunaan: Sebagai pupuk daun dengan perbandingan 1 cc EM 4 : 1000 cc air dengan cara disemprotkan.

PUPUK Organik :
Nitrogen Sumber:
• Azzola
• Tumbuhan kacang-kacangan
• Jerami (daun hijau)
• Kotoran hewan / manusia
Fungsi:
• Menghijaukan daun
• Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda

Phospat Sumber:
• Ampas tebu
• Kotoran hewan / manusia
• Sampah organik
• Kompos
• Azzola
• Abu dapur
Fungsi:
• Memperkuat akar dan batang
• Memacu bunga agar cepat berbuah
• Menjadikan rasa buah lebih manis

Kalium Sumber:
• Pelepah / batang pisang
• Kotoran ayam
• Urine kambing, kelinci, dan manusia
• Abu kayu
• Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain
Fungsi:
• Memperkuat akar dan batang
• Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji
• Membuat biji / bulir menjadi bernas
• Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis

Urine (Pupuk Cair) Bahan:
• 100 liter urine
• 300 cc tetes tebu / air gula jawa / air gula pasir
• 0, 5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk / ekstrak
• 0, 5 kg lawak dalam bentuk serbuk / ekstrak
• 0, 5 kg laos dalam bentuk serbuk / ekstrak
• 0, 5 kg kunyit dalam bentuk serbuk / ekstrak
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 21 hari
Kegunaan:
5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar dengan cara disiramkan / dikocor.
Urine Kelinci:
Perbandingannya 1 : 13 liter air, kemudian disiramkan / dikocor pada tanaman.

Bokashi Bahan:
1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg
2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg
3. Bekatul 20 kg
4. Abu dapur / abu sekam padi 30 kg
5. Gula pasir 15 ons
6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya
7. Air secukupnya
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi dengan air yang dicampur gula pasir dengan mikroorganisme nabati, sehingga bahan menjadi lembab. Tutup dengan plastik / tenda agar bokashi mengalami fermentasi. Proses fermentasi sangat membutuhkan air, udara, dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu selama 14-21 hari dengan suhu 40-50°C (dijaga kestabilannya).

Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya.
Bila kurang panas, atau kurang dari 40°C disemprot dengan air yang dicampur gula dan mikroorganisme nabati. Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya bahan ini sudah dapat digunakan.
Cara penggunaan: Untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan dosis 1-1, 5 ton / Ha. Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan menjadi 2 ton / Ha.

Pupuk Daun Bahan:
• Urine kelinci 5 liter
• Terasi 10 gram
• Jahe 1 ons
• Kunyit 1 kg
• Susu 1 liter
• Gula jawa 1 kg
Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 10 hari. Setelah itu selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya 2 jam dibuka.

Pupuk Bunga Bahan:
• Nanas 2 buah
• Gula jawa 1 kg
• Air 5 liter
Cara pembuatan:
Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin. Lalu masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.


BIOP2000Z (MIKROBA GOOGLE) Awas Tiruan !!!
Dengan tegas bahwa nama Ultragen, maupun mikroba bhineka tunggal ikka itu Bahasa iklan dan produk yang menyesatkan dan karena pastilah itu bukan BIOP2000Z ataupun produk Turunan Mikroba Google dengan Hak Paten BIOP2000Z. Brosur dan Label produk BIOP2000Z asli "Tidak ada kata Ultra hayati".
atau Selain Foto ini :


Jangan tertipu dengan produk BIOP2000Z PALSU !!! !!!
Tulisan BIOP2000Z ketebalan lebih kecil dan gambar tanaman lebih jelas, angka 5 dan 6 warna lebih cerah, dari stiker lama yang pernah dipalsukan oleh distributor.
Untuk menghindari Pemalsuan yang pernah kami alami oleh Distributor, kami melakukan penjualan langsung kepada Mitra binaan yang terus kami monitoring perkembangan dalam pertanian, perkebunan, Peternakan dan Perikanan di seluruh Indonesia. Stok Terbatas!!!

konsultasi dan order pabrik langsung, Harga khusus dari pabrik tuk agen / distributor. hub. Bimanuar email : konsultanpks99@gmail.com
( sms only ) 085378877277 / 02123650877 Artikel BioP2000Z klik : https://www.facebook.com/biop2000z

Tidak ada komentar: